Kita Sepasang Kekasih Yang Tak Saling Menggenggam, 22 Catatan dari Cinta Menuju Suara Pinggiran

Dari sinilah aku menyadari, ternyata selama ini hubungan kami itu hanya sebuah persinggahan sementara, dan akhirnya kembali pada jalan kami masing-masing. Aku salut padanya karena tak ada pertengkaran, semua dibicarakan baik-baik. Dan pada akhirnya, dia meminta agar tidak menghubunginya lagi, itu sudah keputusannya. Aku menghormati setiap keputusan yang diambilnya, tapi ada rasa kecewa karena pada saat itu aku ingin menyampaikan hal serius, namun dia terlanjur menyampaikan kejujurannya yang membuat kami berpisah di simpang jalan.

Hubungan kami ibarat kulit dan angin, sama-sama ada namun tak bisa saling menggenggam. Itu mungkin sebuah pembatas yang tak bisa kami berdua lewati. Tapi, pada akhirnya aku bertanya pada Tuhan dalam doaku di waktu subuh " Ya Tuhan, jika pertemuan kami yang kau rancang hanya sebuah persinggahan, untuk apa kau letakkan kasih sayang yang begitu tulus? Mungkinkah aku yang terlalu berlebihan, atau aku sudah terlanjur menyayanginya." Dan di akhir kata amin, aku bertemu dengan jawaban dari doaku. "Tugasmu untuk membuat dia merasakan apa arti dari kebahagiaan, dan dari pertemuan itu kamu telah membuatnya tertawa, dan merasa nyaman.” Mengertilah, memelihara luka, akan membuatmu semakin menderita, maka berdirilah dan bukalah jendela menyambut matahari dan kicauan burung di pagi hari.

Penulis :

Apdoni Tukang